Kuis 7
Mengerjakan 1 Problems Per Chapter dari
Tugas Kelompok Lain (Chapter 19 s/d 25)
Chapter 19 (19.7)
Jawab :
Chapter 20 (20.7)
Jelaskan proses yang mengakibatkan pemanasan stratosfer.
Jawab :
Pemanasan stratosfer dikenal juga dengan pemanasan global. Proses terjadinya pemanasan global secara umum dikarenakan adanya kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Salah satunya adalah emisi karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK) dari aktivitas manusia. Fenomena pemanasan global akibat perubahan iklim yang ekstrem di bumi telah menyebabkan gletser abadi yang berada di kutub utara dan gunung-gunung es yang ada di dunia mencair drastis. Ketika suhu bumi naik dan es abadi mencair, maka volume air laut yakan naik dan membuat permukaan laut juga ikut meningkat. Pemanasan global diakibatkan karena pancaran atau radiasi matahari. Beberapa gas-gas yang ada di atmosfear bumi bertugas untuk menahan panas tersebut. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca. Hal itulah yang membuat adanya pemanasan global yang menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain, perubahan iklim yang ekstrem.
Chapter 21 (21.27)
Lengkapi dan seimbangkan persamaan berikut:
(a) K(s) + H2O(l) →
(b) NaH(s) + H2O(l) →
c) Na(s) + O2(g) →
(d) K(s) + O2(g) →
Jawab :
(a) 2K(s) + H2O(l) → 2KOH(aq) + H2(g)
(b) NaH(s) + H2O(l) → NaOH + H2
(c) 4Na(s) + O2(g) → 2Na2O
(d) 4K(s) + O2(g) → 2K2O
Chapter 22 (22.27)
Seimbangkan persamaan berikut:
(a) Be2C(s) + H2O (l) →
(b) CaC2(s) + H2O (l) →
Jawab :
(a) Be2C(s) + 4H2O (l) → 2Be(OH)2(aq) + CH4(g)
(b) CaC2(s) + 2H2O (l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Chapter 23 (23.14)
Chapter 24 (24.11)
Gambarkan semua kemungkinan isomer struktural untuk berikut ini
alkana: C7H16.
Jawab :
Isomer strukturalnya ada 9, yaitu :
Chapter 25 (25.11)
Jelaskan pembentukan polistiren.
Jawab :
Polystyrene terbentuk dengan suatu reaksi polimerisasi adisi terhadap molekul stirena sebagai monomer dengan melibatkan partikel cis 1-4 polibutadiena, melalui suatu mekanisme yang disebut grafting. Grafting adalah mekanisme dimana rantai polistirena terikat secara kimia terhadap rangka polibutadiena. Polimer yang dihasilkan berwujud padatan yang berwarna putih dan bersifat thermoplastik.
Reaksi :
1. Tahap penyiapan bahan baku
a. Stirena
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur dengan arus recycle dengan menggunakan pompa sentrifugal P-01 dan selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
b. Etil Benzena
Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-02) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke mixer 1(M-01) dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan selanjutnya bersama stirena dan arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.
c. Cis 1-4 polibutadiena
Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam gudang (G-01) pada suhu 30oC dan 1 atm, diangkut dengan menggunakan bucket elevator BE-01 menuju Hammer mill HM-01 untuk direduksi ukurannya dari 2,5 cm menjadi 10 μm, kemudian polibutadiena yang tidak memenuhi syarat dan yang melebihi ukuran dipisahkan di screner SC-01. Polibutadiena yang memenuhi syarat dikirim ke mixer 2 (M-02) dengan
menggunakan belt conveyor BC-01, sedangkan yang melebihi ukuran akan menjadi limbah. Di mixer 2 (M-02) yang dilengkapi dengan pengaduk, polibutadiena dicampur dengan bahan baku lainnya. Supaya polibutadiena terlarut sempurna, maka mixer 2 (M-02) dioperasikan pada suhu 105oC dan tekanan 1 atm dengan waktu tinggal 4,5 jam. (US Patent,1983)
2. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan inisiator Benzoil Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang berupa tangki berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan jaket pendingin. Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu 137oC dan tekanan 1 atm selama 7,6 jam untuk mencapai konversi sebesar 85% (US Patent,1976).
3. Tahap Akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan menggunakan pompa sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan vacuum 0,5 atm untuk memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer, Etil Benzena dikondensasikan di kondensor (C-01) dan hasil kondensasi direcycle kembali sebagai bahan baku Produk High Impact Polystyrene yang telah terpisah dari sisa pereaktan dengan suhu 150oC didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02) sampai suhu 30oC. Kemudian dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk dikeringkan dengan efisiensi 72%. Selanjutnya dalam pellet mill (PM) strand dipotong menjadi bentuk pellet, kemudian HIP akan di teruskan ke screner (SC-02) untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan selanjutnya HIP akan dimasukkan ke dalam unit pengantongan pada gudang (G–03).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar